Paradigma
Naratif adalah teori yang dikemukakan oleh Walter Fisher. Dalam teori ini,
Fisher mempercayai bahwa manusia adalah pencerita dan nilai-nilai, emosi-emosi
dan pertimbangan estetik menjadi dasar bagi kepercayaan dan perilaku kita.
Fisher, dan beberapa peneliti lainnya mengatakan bahwa pemikiran seseorang
dapat berubah berdasarkan pada cerita yang bagus, yang diceritakan oleh
pencerita yang kredibel. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita akan banyak melihat
dan mendengar ‘cerita-cerita’ yang sengaja maupun tidak sengaja diberikan
kepada kita untuk mempengaruhi pola pikir dan keputusan yang akan kita ambil.
Untuk membahas teori ini lebih jauh lagi, kita akan menganalisi melalui sebuah kasus.
Jakarta detikHot - Rahandini muncul sebagai istri baru Daus Mini, namun tak sampai satu bulan ia sudah meminta cerai. Bahkan Daus sempat menyebut Rahandhini terobsesi jadi artis
Fisher
(1987) menyatakan bahwa Paradigma Naratif memiliki 5 asumsi, yaitu:
1. Manusia
bersifat pencerita.
2. Keputusan
mengenai nilai sebuah cerita berdasarkan pada alasan-alasan/penilaian yang
baik.
3. Alasan
yang baik ditentukan oleh, sejarah, biografi, budaya dan karakter.
4. Rasionalitas berdasarkan pada penelitian banyak orang mengenai konsistensi dan kejujuran cerita
5. Kita
mengalami dunia yang dipenuhi oleh cerita dan kita harus memilih di antara   
    Semuanya itu.
Kita akan
coba menganalisi kasus tersebut melalui asumsi-asumsi Paradigma Naratif yang
telah dinyatakan oleh Fisher.
1. Manusia bersifat pencerita.
            Paradigma Naratif mengasumsikan
bahwa karakteristik alami pada manusia berakar pada cerita dan bercerita.
Cerita-cerita yang kita dengar dan kita alihat akan memersuasi kita,
menggerakan kita, dan membentuk dasar kepercayaan serta aksi kita. Setelah kita
membaca mengenai kasus perceraian antara Daus Mini dan Rahandini secara
lengkap, Rahandani bercerita kepada publik bahwa alasan ia ingin bercerai
dengan Daus Mini adalah karena ia merasa ada wanita lain dalam hidup suaminya.
Tak ingin kalah dengan Rahandani, Daus Minipun ikut bercerita bahwa sebenarnya
Rahandani dan dirinya tidak pernah menikah secara sah dan Rahandani tidak
memiliki hak untuk mengatur dirinya. Daus Minipun menambahkan dalam ceritanya
bahwa tujuan Rahandini rela dinikahi secara tidak sah adalah karena Rahandini
yang ingin menumpang popularitas pada dirinya. Kita dapat melihat bahwa kedua
belah pihak, baik Daus Mini mauoun Rahandani lebih memilih untuk ‘melindungi
diri’ mereka dari masalah dengan cara bercerita kepada khalayak tentan apa yang
mereka rasakan. Walaupun cerita yang mereka utarakan berbeda-beda. 
2. Keputusan mengenai nilai sebuah cerita berdasarkan pada alasan-alasan/ penilaian yang baik.
            Asumsi kedua ini mengungkapkan bahwa
orang-orang membuat keputusan mengenai cerita yang diterima dan yang ditolak
dengan dasar cerita yang cukup masuk akal bagi mereka, atau alasan yang baik.
Ketika kita membaca cerita-cerita yang berlawanan antara Daus Mini dan
Rahandini, tentu kita akan memilih yang kita anggap benar di antara kedua
cerita tersebut. Setiap individu tentu akan mempercayai dan membenarkan cerita
yang berbeda-beda, hal itu tergantung oleh logika naratif setiap individu.
3. Alasan yang baik ditentukan oleh sejarah, biografi,
budaya dan karakter.
            Asumsi ini
melibatkan hal yang secara spesifik memengaruhi pilihan orang-orang dan
menyediakan alasan yang baik untuk mereka. Banyak orang dipengaruhi oleh
konteks di mana mereka berada. Dalam kasus tersebut, kita dapat melihat suatu cerita
benar atau salah menurut pengalaman sejarah, biografi, budaya ataupun karakter.
Ketika kita menyoroti karakter
Daus Mini yang suka’ bermain perempuan’, kita dapat melihat bahwa cerita yang
diutarakan oleh Rahandini bisa jadi benar. Ketika kita melihat biografi
Rahandini yang mau saja menikah dengan Daus Mini walaupun Rahandini memiliki
wajah yang rupawan, bisa saja cerita Daus Mini mengenai Rahandini hanya mau
menikah dengannya karena ingin menjadi popular seperti dirinya adalah cerita
yang benar. Tergantung individu yang menilainya dari segi apa.
4. Rasionalitas berdasarkan pada penilaian banyak
orang mengenai konsistensi dan      kejujuran
cerita.
            Asumsi ini
menyatakan bahwa orang-orang percaya kepada cerita sejauh cerita tersebut
tampak konsisten secara internal dan jujur. Untuk menentukan apakah cerita
tersebut konsisten secara internal, kita harus melihat apakah ada keterkaitan
diantara cerita kedua belah pihak secara konsisten atau tidak. Dalam cerita
antara Daus Mini dan Rahandini, kita dapat melihat apakah cerita yang diberikan
konsisten dengan perbuatan atau tidak. Jika kita lihat dari segi cerita Daus
Mini yang mengatakan bahwa sebenarnya ia dan Rahandini tidak menikah secara
sah, cerita tersebut mungkin dapat dipercaya oleh masyarakat karena Rahandini
tidak dapat menunujukkan bukti bahwa mereka telah menikah secara sah.
5. Kita mengalami dunia yang dipenuhi oleh cerita dan
kita harus memilih di antara 
    semuanya itu.
            Asumsi ini
menyatakan bahwa dunia adalah sebuah rangkaian cerita-cerita dan ketika kita
memilih satu diantaranya, kita mengalami hidup secara berbeda dan memberikan
kesempatan bagi kita untuk menciptakan ulang kehidupan kita. Dalam kasus Daus
Mini dan Rahandini, tentu kita mendapatkan banyak cerita-cerita yang dipaparkan
baik itu oleh Daus Mini ataupu Rahandini. Dari cerita-cerita yang kita terima,
pada akhirnya kita harus memilih satu cerita yang akan kita percayai dan kita
anggap benar. Ketika kita sudah memutuskan, keputusan kita akan mempengaruhi
sikap dan cara pandang kita mengenai kasus tersebut.
 
Best Hotels in Largest Land-Based Casinos - Mapyro
BalasHapusTop 광주광역 출장샵 Hotels 군포 출장안마 in Largest Land-Based 천안 출장안마 Casinos. 경기도 출장마사지 Largest Casino in 상주 출장안마 Largest Land-Based Casinos.